Minggu, 21 Agustus 2011

Misteri di balik Lailyta Azmirani (Cerpen)

Lailyta Azmirani????

Kata-kata itu yang sekarang ada dibenak ku, yang harus kupecahkan., sedikit pun aku tak tau apa itu Lailyta Azmirani. Nama ku Bella, aku baru pindah ke kota Surabaya karena aku di tugaskan di Surabaya sekarang.Namun semenjak aku tinggal di Surabaya,banyak hal aneh yang ku alami, semua yang ku alami berkaitan dengan kata “Lailyta Azmirani”
Tiga bulan telah ku lewati disini, ku rasa waktu 3 bulan sudah cukup buat ku untuk beradaptasi di kota Surabaya ini, tp satu informasi pun tak dapat ku genggam tentang Lailyta Azmirani itu.
Rasa penasaran ku terhadap Lailyta Azmirani kian memuncak. Akhir-akhir ini, aku sering mengalami kejadian-kejadian aneh, sering sekali ku mendapatkan surat yang hanya bertuliskan kata “Lailyta Azmirani” terkadang bulu roma ku terasa berdiri ketika membaca surat itu, “ah mungkin itu hanya kerjaan orang iseng ” itu yang selalu ku ucapkan ketika membaca surat itu, untuk mengurangi rasa takut ku.

“Dion,, masuk nak sudah maghrib” kata perempuan separuh baya yang memanggil anaknya untuk masuk kerumah.

“Lailyta Azmirani jangan ganggu” kata nya lagi

Ku alihkan pandangan ku kepada lelaki muda yang sedang bersepeda nampaknya ia mau pulang ke rumahnya, tiba2 laki-laki itu jatuh menggelinding dari atas sepeda nya, sepertinya ia terjatuh lantaran sepedanya didorong orang.
“Lailyta Azmirani jangan ganggu” laki-laki itu yang segera mengambil sepedanya dan bergegas pulang
Lailyta Azmirani, Lailyta Azmirani, Lailyta Azmirani…. Lagi-lagi kata-kata itu yang ku dengar bosan aku mendengar
Mengapa setiap ku tanya warga disini tentang Lailyta Azmirani semuanya diam membisu, ada yang bilang pamali bercerita tentang Lailyta Azmirani, cukup mengatakan “Lailyta Azmirani jangan ganggu”
hari ini terasa sangat melelahkan, tak biasanya jam segini aku sudah mengatuk, biasa nya aku selalu tidur diatas jam 10 malam, mungkin karena tadi kerjaan ku terlalu banyak di kantor. Ku matikan lampu kamar dan perlahan ku mulai memejam kan mata.

“dimana aku? tempat apa ini”
Aku tak tau aku sekarang berada di mana, gelap, kotor, tempat apa ini.. aku hanya menggenggam sebuah senter untuk menerangi jalan ku disini.

“Lailyta Azmirani” ucap ku

Banyak sekali kata-kata Lailyta Azmirani di tempat ini, sepertinya ini sebuah rumah tua yang besar yang telah lama tak dihuni, dinding rumah tersebut banyak sekali tulisan “Lailyta Azmirani” kulihat sebuah lukisan tua yang berukuran besar menempel di salah satu dinding tersebut,lukisannya ialah sebuah lukisan anak kecil yang sedang mmbawa boneka,

“cantik sekali anak ini” kudekati lukisan itu, semakin lama kulihat sepertinya lukisan itu hidup, ku pegang lukisan itu, dan anak yang di dalam lukisan itu menangis, tangan ku terasa basah, ku lihat lebih jelas dan………………………………….

“AAAAWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW”

Tersentak aku terbangun, ternyata itu mimpi, ku hidupkan lampu kamar ku, cepat-cepatku lihat tagan ku, ku perhatikan dengan seksama, ada sebercak darah di ujung jari telunjuk kanan ku, kulihat kerah jam weker di atas meja, jam menunjukan pukul 01.00, ku lihat kembali ke telunjuk kananku, ter nyata bercak darah nya hilang.

“ada apa ini? Kenapa akhir-akhir ini aku sering mengalami kejadian-kejadian aneh”
Sejenak ku berfikir, semua kejadian-kejadian aneh yang kerap ku alami selalu berkaitan dengan Lailyta Azmirani

“apa arti dari ini semua”
“kreeeeteeekkkkk,,tekkkkk……………..” pintu kamar ku perlahan-lahan trbuka dengan sendirinya
“dddduuaaaarrrrrrr” hempasn jendela kamar ku yang terbuka di tiup oleh angin yang sangat kencang. Bersamaa dengan masuk nya angin kencang itu ke kamar ku, berdiri sosok anak perempuan sambil menggenggam boneka di tangan kirinya, dan tangan kanan nya mengarah kepada ku seakan ingin mengajak ku pergi. Bulu roma ku merinding seketika
Ku coba memberanikan diri dan berusaha untuk berinteraksi dengan nya
“siapa kau, mengapa kau disini, aku tak ada urusan dengan mu” ucap ku
Ku perhatikan wajah anak itu mirip sekali degan lukisan yang kulihat di mimpi ku, anak itu menghilang entah kemana, tiba-tiba lampu kamar ku kerlap kerlip, seperti ada yang memainkan kontak nya.

“mau apa kau, mengapa kau mengganggu ku” aku mulai merasa takut kali ini
“ayo bermain.. ayo bermain, temani aku”
“ayo bermain”
“ayo bermain”

Suara-suara itu yang kudengar sekarang

“TIDAK,, AKU TIDAK MAU BERMAIN DENGAN MU……..TIDAKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

aku langsung beranjak dari tempat tidur ku dan keluar dari rumah. Aku tak tau kemana aku akan pergi aku terus menyusuri jalan sambil berlari dengan membawa sebuah senter
Aku berhenti dihadapan sebuah rumah tua yang besar yang sepertinya sudah tak asing lagi di mata ku

“ini seperti rumah yang ada didalam mimpi ku” perlahan ku mulai memasuki rumah tua itu, rasa penasaran ku lebih kuat dari pada rasa takut ku
Setelah aku masuk, ternyata isi dari rumah tua ini persis sekali dengan yang ada di mimpi ku
Ku alihkan pandangan ku terhadap sebuah lukisan tua yang seperti di mimpi ku itu, ku dekati lukisan itu, ku pegang lukisan itu, tiba-tiba aku merasa seperti ada sesuatu yang merasuki ku dan aku seperi melihat kejadian masa lalu, aku tak dapat menahan nya, akhirnya aku terhanyut dalam suasana itu, ku lihat suatu kejadian di masa lalu yg melibatkan anggota keluarga ku disana. Tak lama kemudian aku kembali pada posisi semula, tubuh ku melemas seakan tak bertulang,air mata jatuh berderai membasahi pipi.
Akhrinya misteri ini terkuak juga,

Sebelum ayah menikah degan bunda teryata ayah telah mempunyai istri dan mereka tinggal di rumah tua ini, tapi omah tidak setuju ayah menikah dengan wanita itu lantaran status social, akhirnya omah memutuskan untuk memisahkan mereka. Saat itu istri ayah sedang mengandung 3 bulan, omah memaksa ayah untuk meninggalkan wanita itu, tp ayah tidak mau, sehingga ayah di bawa omah secara paksa dan kemudian di jodohkan kepada bunda, 1 bulan dari kejadian itu ayah di tugaskan di luar negri, jadi ayah dan bunda tinggal di luar negeri.

5 tahun kemudian ayah di tugaskan kembali ke Indonesia, saat itu aku berumur 1 tahun,dan kami akan tinggal di Jakarta bersama omah, omah yang mengetahui bahwa ayah akan tinggal kembali di Indonesia, segera ke Surabaya untuk menemui istri ayah yang pertama, omah menyuruh wanita itu untuk segera meninggalkan kota Surabaya ini, tp wanita tersebut tidak mau, maka omah menyuruh para orang pesuruhnya untuk meleyapkan wanita itu beserta anak perempuannya yang berusia 5 tahun. Saat wanita itu sedang pergi ke pasar bersama anaknya, orang peuruh omah telah mengikuti mereka dari belakang menggunakan mobil pikc up hitam, saat jalan mulai sepi, mereka menancap gas dengan kecepatan tinggi, ahasil wanita itu meninggal seketika, anak perempuannya terlempar di pingir jalan, Ia selamat, hanya luka-luka saja, anak itu yang melihat ibunya meninggal langsung histeris, orang pesuruh omah yang melihat kejadian itu langsung membawa anak itu kedalam mobil mereka, karena mereka takut kalau suara tangisan anak itu akan mengundang warga dan dapat menolong anak itu, anak itu tak hentin-henti nya menangis, sehingga salah satu orang pesuruh omah, membekap mulut anak itu dengan telapak tangan nya, sehingga hidung nya ikut terbekap, anak itu kehabisan nafas, sekita meninggal saat di perjalanan.

Mereka yang mengetahui anak tersebut sudah meninggal, langsung membawa mayat anak itu ke rumah anak itu, dan menguburkan nya di tembok di balik lukisan anak itu.
Warga yang melihat mayat tergeletak di jalan (mayat istri ayah yang pertama) langsung memakamkannya secara layak, sedang kan mayat anak perempuanya, tak ada satu pun yang mengetahui nya.

Semenjak dari kejadian itu, warga sering melihat penampak’n sesosok anak kecil di depan rumah istri ayah yang pertama, dan sering mendengar suara-suara anehdi dalam nya, tak hanya itu warga pun sering di ganggu oleh hantu anak kecil, hantu itu sering menampakan wujudnya, hantu itu ialah Lailyta Azmirani. Selang beberpa lama, Lailyata Azmirani menuntut balas atas kematian nya, orang-orang yang telah membunuh nya mati satu per satu secara tragis, dan omah pun mati secara tragis, Walaupun dendam nya telah terbalas, tetapi Lailyta Azmirani masih bergentayangan, selama jasad nya belum di kuburkan secara layak Ia akan tetap bergentayangan dan mengganggu oran-orang disekitar nya.
Aku tak percaya omah sekejam itu, omah tega melakukan apapun demi kepuasan dirinya sendiri, rasa penasaran k terhadap Lailyta azmirani kini telah terselesaikan

“Atas nama Omah, Ayah, dan Bunda aku minta maaf kak, semoga kakak tenang di alam sana” ucap ku

setelah kejadian ini aku bersama warga dan juga polisi membongkar tembok tempat kakak ku Lailyta Azmirani di kuburkan, tinggal tulang belulang yang kami temukan, lalu kami makamkan Lailyta Azmirani secara layak.

“sekarang kk telah di makam kan secara layak, semoga kk tenang di sana” amin

semenjak Lailyta Azmirani di makam kan secara layak, warga tak lagi melihat menampak-menampakan atau di ganggu oleh Lailyta Azmirani lagi
begipun aku, aku tak pernah lagi mendapatkan surat kaleng yang bertuliskan “Lailyta Azmirani”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar